Kamis, 30 Januari 2014

Contoh Bab 2 Dalam Karya Tulis

Contoh bab 2 dalam karya tulis  yang berjudul pengaruh pergaulan terhadap perilaku siswa

BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
                   Dalam bab ini penulis memaparkan sub bab-sub bab yaitu (1) pengertian pergaulan,(2) tujuan pergaulan bagi siswa SMP Negeri 20 Malang, (3) manfaat pergaulan bagi siswa SMP Negeri 20 Malang, (4) hubungan pergaulan dengan perilaku, (5) perubahan perilaku siswa karena pengaruh pergaulan, (6) dampak pergaulan bagi siswa SMP Negeri 20 Malang, (7) cara mengatasi dampak negatif pergaulan, (8) hasil angket tentang pengaruh pergaulan terhadap perilaku siswa SMPN 20 Malang.

2.1       Pengertian Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi kita dengan dunia sekitarnya, dengan cara apa, dengan siapa, di mana, melalui media apa dan kapan. Jawaban terhadap ke 5 hal inilah yang memberi predikat pada pergaulan kita apakah pergaulan kita ini positif atau negatif.
Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan atau bermasyarakat.Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. Gaul menurut dimensi remaja-remaja yang katanya modern itu adalah ikut dalam trend, mode, dan hal lain yang behubungan dengan keglamoran hidup. Harus masuk kedalam geng-geng, sering pergi diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata, game center dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Yang patut disayangkan pula dari “gaul” kebanyakan remaja saat ini adalah standart nilainya diambil dari tradisi budaya ataupun cara hidup masyarakat non muslim. Contoh, baju yang dipakai itu modelnya harus sesuai dengan mode-mode yang berkembang di dunia internasional saat ini. Dan bisa kita lihat pakaian-pakaian tersebut jarang sekali ada yang cocok dengan kriteria pakaian yang pantas secara Islam.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas.Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak “setia kawan”.Paradigma seperti itulah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
Jika ditinjau lebih dalam “gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika standart nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standart nilai yang sesuai dengan syariat Islam dan juga budaya timur yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, merubah sesuatu yang sudah mendarah daging disebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.
2.2 Tujuan Pergaulan bagi Siswa SMP Negeri 20 Malang
Pergaulan juga memiliki tujuan, antara lain sebagai berikut :
1)             Mencari identitas diri.
Seorang anak bergaul salah satunya adalah untuk mencari identitas diri karena dengan bergaul maka anak itu dikenali oleh anak lain, Dan bila ia pergaulannya sangat luas maka anak itu akan di kenali oleh lebih banyak anak.

2)             Meningkatkan kemampuan interaksi dengan sesama.
Dengan bergaul kita akan sering berinteraksi dengan orang lain, dan jika kita sering berhubungan dengan orang banyak kita akan terbiasa untuk bersosialisasi sehingga tidak akan kuper atau pun minder jika sedang berhadapan dengan orang lain ataupun di depan orang banyak, dan jika kita kuper maka akan ketinggalan berita dan akan ketinggalan sesuatu yang paling baru.

3)             Sebagai Kebutuhan hidup.
Seseorang bergaul adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena manusia adalah mahluk sosial, sehingga manusia tak dapat hidup tanpa orang lain. Buktinya adalah  sejak lahir saja kita membutuhkan orang lain yaitu orang tua,  saat sekolah kita juga membutuhkan orang lain yaitu guru, saat meninggal pun untuk menguburnya pun tak luput dari orang lain, oleh itulah seseorang selalu membutuhkan pergaulan.

4)             Menjalin tali persaudaraan.
Dengan bergaul maka kita akan menjalin tali pesaudaraan dan jika kita sering bergaul maka tali persaudaraan kita akan menjadi lebih erat dan manfaat mempererat tali persaudaraan adalah supaya kita tetap muda dan juga panjang umur . 

5)             Menambah wawasan.
Untuk menambah wawasan, selain dengan mencari di internet, kita juga butuh informasi dari teman, jadi semakin banyak teman maka akan semakin banyak informasi yang kita peroleh, karena setiap bergaul kita akan berbicara dengan orang lain , dan hal yang dibicarakan itu dapat kita jadikan informasi untuk kita, dan  lain orang lain pula hal yang dibicarakan, dan setiap orang pasti membawa informasi baik banyak maupun sedikit sehingga jika kita sering bergaul maka akan menambah wawasan yang kita miliki.

6)             Menambah teman.
Dengan bergaul kita akan memiliki banyak teman karena dengan jika bergaul dengan satu orang lalu kenal dengan temannya dan jika kita telah terbiasa untuk bergaul maka kita akan menambah banyak teman dan sehingga pergaulan kita menjadi luas.

7)             Mudah diakui di kelompoknya.
Jika sering bergaul teman kita akan mengetahui kemampuan atau keahlian yang kita miliki dank arena teman- teman tahu jika kita memiliki kemampuan atau keahlian dalam suatu bidang, maka kita akan mudah di ajak bergaul atau mudah di akui dalam kelompoknya, karena teman-teman kita ingin supaya dia juga tertular memiliki kemampuan juga.
2.3       Manfaat Pergaulan bagi Siswa SMP Negeri 20 Malang
            Adapun manfaat pergaulan yaitu :
2.3.1 Ajang memastikan identitas diri
Siswa bisa melihat apakah dirinya populer di lingkungan teman-temannya atau tidak.Sebab, yang terlibat jalan bareng teman adalah anak-anak yang sudah terpilih di dalam per group-nya.Untuk terpilih di dalam per group biasanya harus memiliki persyaratan tertentu. Jika siswa terpilih berarti ia sudah diterima di lingkungan peer group-nya dan ini bisa Membuat siswa lebih percaya diri. Ia pun akan lebih memahami identitas dirinya.
2.3.2 Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan pertemanan.
Banyak hal yang bisa dilakukan saat pergi bersama teman, mereka bisa tukar pikiran, sharing, saling membantu, saling mengingatkan, dan lainnya. Secara langsung hal ini akan meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial. Kegiatan ini pun akan meningkatkan kemampuan siswa dalam ikatan pertemanannya.
2.3.3 Memenuhi kebutuhan otonomi
Saat pergi bersama teman, seorang siswa bisa bebas menentukan sendiri apa yang ia mau. Hal ini membuatnya senang karena otonominya saat itu digunakan dengan lebih leluasa, bebas dari aturan yang mungkin menurutnya mengekang.Selama hal tersebut wajar, tidak masalah.
2.3.4 Memperkaya Pengalaman
Pengalaman siswa terhadap dunia luar akan meningkat. Misalnya, ketika menonton film di bioskop, ia tahu banyak informasi yang di sajikan di film tersebut, ketika makan di restoran, ia jadi tahu bahwa makanan di uahu situasi dan kondisinya yang begitu ramai dan riuh; ia juga bisa bertemu dengan berbagai karakter orang beserta gaya dan model berbusananya.Ia tahu apa saja yang sedang tren pada saat itu, dan banyak lagi.
2.4 Hubungan Pergaulan dengan Perubahan Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang
Pergaulan seseorang memiliki hubungan yang sangat erat dengan perubahan perilaku siswa. Karena pergaulan mencerminkan sikap dan perilaku siswa tersebut. Jika ia sering bergaul dengan orang yang baik maka dia akan tertular menjadi baik juga, tetapi jika ia bergaul dengan orang yang tidak baik maka meskipun sedikit dia juga akan tertular tidak baik. Jadi, pergaulan menumbuhkan kepribadian atau perilaku siswa tergantung dari pergaulan yang dijalani, jika yang dijalani adalah pergaulan positif maka akan berdampak positif, tetapi jika pergaulan yang dijalani adalah pergaulan yang negatif maka akan berdampak negatif juga.
2.5 Perubahan-Perubahan  Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang karena Pengaruh Pergaulan
Perilaku siswa dapat berubah sesuai dengan pergaulan yang dijalaninya. Adapun bentuk- bentuk perubahan perilaku, antara lain sebagai berikut:
Bentuk– bentuk perubahan perilaku akibat pengaruh pergaulan.
1)   Perubahan Alamiah ( Natural Change )
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah.
2)  Perbahan terencana ( Planned Change )
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3)  Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to Change )
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.


2.6 Dampak Pergaulan bagi Siswa SMP Negeri 20 Malang
Pergaulan sangat berdampak pada perilaku, karena pergaulan itu seperti ajang mencari jati diri kita.Tetapi terkadang banyak yang salah mengartikan pergaulan.Banyak yang mengartikan pergaulan sebagai sesuatu yang negatif.Hal ini dikarenakan banyak juga yang menyalahgunakan pergaulan, seperti merokok, sex bebas, pemakaian narkoba dan lain-lain.Akan tetapi jika ditelusuri, pergaulan tidak hanya menghasilkan dampak yang negatif tetapi juga dampak yang positif.
2.6.1 Dampak Positif Pergaulan bagi Siswa SMP Negeri 20 Malang
Pergaulan merupakan ajang sosialisasi bagi individu dalam mengenal lingkungan sosialnya. Melalui pergaulan, dapat diperoleh dampak yang positif sebagai berikut:
1)        Lebih mengenal nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.
2)        Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.
3)        Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatka rasa percaya diri.
4)        Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima   di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.
2.6.2 Dampak Negatif Pergaulan bagi Siswa SMP Negeri 20 Malang
Pergaulan yang tidak tepat akan menjerumuskan seseorang dalam jurang kenistaan dan kehancuran. Memang tidaklah mudah memilih pergaulan yang tepat, sebab kadangkala pergaulan yang negatif justru lebih menyenangkan. Pergaulan semacam ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari bahwa apa yang dilakukan menyimpang.
Beberapa dampak negatif yang terbentuk akibat pergaulan yang salah, yaitu sebagai berikut:
1)        Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang melanggar norma sosial.
2)        Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak kriminal dan sebagainya.
3)        Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma sosial yang berlaku.
4)        Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.
5)        Sering melakukan hal-hal yang negative

2.7 Cara Mengatasi Dampak Negatif Pergaulan
Ibarat orang yang terlanjur sakit atau terserang penyakit, tidaklah mudah mengembalikan situasi seperti semula.Tindakan pengobatan atau terapi yang terus menerus diperlukan untuk mengembalikan kondisi pribadi yang terlanjur menyimpang akibat pengaruh pergaulan negatif.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif:
1)   Membakitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia lakukan adalah menyimpang. Kadangkala perilaku menyimpang tidak menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan salah. Jika dari yang bersangkutan belum ada kesadaran bahwa apa yang dilakukan selama ini keliru adalah sia-sia. Misalnya, anak yang tidak menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatannya akan sulit untuk diarahkan agar ia menjauhi rokok.
2)   Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang menyebabkan ia berperilaku menyimpang. Hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan individu tersebut dari lingkungan pergaulannya dan membawa ke kancah pergaulan baru. Hal ini tidaklah mudah, sebab kadangkala yang bersangkutan tidak mampu menyesuaikan diri di tempat lingkungannya yang baru atau justru lingkungan baru yang tidak mampu menerimanya.
3)   Melakukan pengawasan melakat sebagai control secara terus-menerus agar anak terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pengawasan harus dilakukan oleh orang yang disegani, sehingga anak tidak berani mengulangi perbuatannya yang salah.
4)   Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasif, sehingga anak tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan. Melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan yang ia anut merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuka pikitan anak mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.

2.8 Hasil Angket tentang Pengaruh Pergaulan terhadap Perubahan Perilaku Siswa SMP Negeri 20 Malang
            Berdasarkan penyebaran angket tentang pengaruh pergaulan terhadap perilaku siswa pada hari Kamis, 19 Desember 2013 penulis memperoleh data sebagai berikut.
Dari hasil pertanyaan pertama yaitu apakah Anda hanya bergaul dengan teman satu sekolah saja? dari 100 siswa yang mengisi angket, 6% menjawab ya, 86% menjawab tidak, dan 8% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda termasuk siswa yang pandai bergaul? dari 100 siswa yang mengisi angket, 57% menjawab ya, 10% menjawab tidak, dan 33% menjawab ragu-ragu. Apakah pergaulan itu menguntungkan bagi Anda? dari 100 siswa yang mengisi angket, 85% menjawab ya, 3% menjawab tidak, dan 12% menjawab ragu-ragu. Apakah pergaulan itu merugikan bagi Anda? dari 100 siswa yang mengisis angket, 5% menjawab ya, 76% menjawab tidak, dan 19% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda bisa hidup tanpa bergaul?dari 100 siswa yang mengisis angket, 11% menjawab ya, 77% menjawab tidak, dan 12% menjawab ragu-ragu.
Dari hasil pertanyaan Apakah bergaul merupakan suatu kebutuhan bagi Anda? dari 100 siswa yang mengisi angket, 62% menjawab ya, 9% menjawab tidak, dan 29% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda bangga apabila pergaulan anda luas? dari 100 siswa yang mengisi angket, 68% menajawab ya, 14% menjawab tidak, dan 18% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda bisa membedakan pergaulan positif dan negatif? dari 100 siswa yang mengisi angket, 87% menjawab ya, 1% menjawab tidak, dan 12% menjawab tidak.Apakah pergaulan Anda sekarang sudah termasuk positif? dari 100 siswa yang mengisi angket, 66% menjawab ya, 2% menjawab tidak, dan 32% menjawab tidak. Apakah teman Anda sering mengajak Anda untuk merokok? dari 100 siswa yang mengisi angket, 5% menjawab ya, 87% menjawab tidak, dan 8% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda sering menrima ajakan teman anda untuk merokok? dari 100 siswa yang mengisi angket, 2% menjawab ya, 89% menjawab tidak, dan 6% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda sering merokok dengan teman? dari 100 siswa yang mengisi angket, 5% menjawab ya, 88% menjawab tidak, dan 7% menjawab ragu-ragu.
Dari hasil pertanyaan Apakah perilaku Anda terbentuk karena pengaruh pergaulan? dari 100 siswa yang mengisi angket, 46% menjawab ya, 19% menjawab tidak, dan 35% menjawab ragu-ragu. Apakah Anda selalu selektif dalam bergaul? dari 100 siswa yang mengisi angket, 73% menjawab ya, 7% menjawab tidak, 20% menjawab ragu-ragu. Apakah orang tua selalu membatasi pergaulan Anda diluar sekolah ? dari 100 siswa yang mengisi angket, 48% menjawab ya, 39% menjawab tidak, 13% menjawab ragu-ragu.
Dari hasil pertanyaan Apakah bergaul dengan orang lebih dewasa dapat mempengaruhi perilaku Anda? dari 100 siswa yang mengisi angket, 58% menjawab ya, 10% menjawab tidak, 32% menjawab ragu-ragu. Apakah bergaul dengan siswa berprestasi dapat mengubah perilaku Anda ? dari 100 siswa yang mengisi angket, 88% menjawab ya, 5% menjawab tidak, 7% menjawab ragu-ragu. Apakah bergaul dengan teman yang kurang motivasi belajar dapat merubah perilaku Anda? dari 100 siswa yang mengisi angket, 58% menjawab ya, 23% menjawab tidak, 19% menjawab ragu-ragu.
Dari hasil pertanyaan  Apakah bergaul dengan teman yang mematuhi tata tertib dapat merubah perilaku Anda? dari 100 siswa yang mengisi angket, 82% menjawab ya, 8% menjawab tidak, 10% menjawab ragu-ragu. Apakah lingkungan sekitar tempat tinggal dapat mempengaruhi perubahan? dari 100 siswa yang mengisi angket, 74% menjawab ya, 11% menjawab tidak, 15% menjawab ragu-ragu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar